Empat Hari di Lembah Tidar, Kadin Tempa Diri Jadi Pengusaha Pejuang

Keterangan Karikatur: Empat hari di Lembah Tidar, koper pengusaha berubah jadi senapan. Dari ruang rapat ke medan juang, Kadin Indonesia menyiapkan pasukan “pengusaha pejuang”.

PIKIRANLOKAL.COM, JAKARTA-Di kaki Gunung Tidar, Magelang, suasana barak militer bakal berbeda dalam empat hari ke depan. Bukan derap pasukan berseragam loreng, tapi langkah ratusan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang akan menjalani “retret” perdana mereka. Mulai Kamis 7 Agustus hingga Minggu 10 Agustus 2025, sekitar 250 pengurus Kadin se-Indonesia menanggalkan rutinitas bisnis untuk masuk ke dunia disiplin ala taruna Akademi Militer. Empat Hari di Lembah Tidar, Kadin Tempa Diri Jadi Pengusaha Pejuang.

Jika sesuai rencana, Presiden Prabowo Subianto akan membuka acara konsolidasi internal ini pada Jumat, 8 Agustus. Retret yang baru pertama kali digelar sepanjang sejarah Kadin ini memanggil para ketua umum provinsi, wakil ketua umum, kepala badan, dewan penasihat, hingga alumni Lemhanas. Mereka berhimpun untuk satu tujuan, meneguhkan Kadin sebagai mitra negara, dan membentuk jiwa pengusaha pejuang.

“Retret ini bukan sekadar jeda dari kesibukan. Ini panggilan untuk bangkit, membentuk kesadaran kolektif agar dunia usaha punya nyali, wawasan kebangsaan, dan kontribusi nyata bagi negeri,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, pekan lalu usai bertemu Gubernur Lemhanas, TB Hasan Syadzily.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, terutama akibat perang Israel-Iran Juni lalu, Anindya menegaskan pentingnya mental tahan banting. “Pengusaha harus siap dalam situasi apa pun. Minimal bertahan tanpa mem-PHK karyawan. Itulah pengusaha pejuang,” ujarnya.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie

Retret, dari kata Latin retrahere (menarik diri), dijalankan untuk refleksi dan pembaruan arah. Kali ini, Kadin membungkusnya dalam lima agenda, memperluas wawasan kebangsaan, menyelaraskan visi dengan pembangunan nasional, menyadarkan bahwa dunia usaha bagian dari pertahanan negara, memperkuat kontribusi pada pembangunan berkelanjutan, dan mengonsolidasikan organisasi hingga ke tingkat kabupaten.

Untuk empat hari, para pengusaha tidur di barak. “Bukan untuk jadi tentara, tapi belajar semangat tempur,” kata Anindya.

Materi yang dibagikan tidak melulu soal ekonomi. Ada sesi geopolitik, ketahanan nasional, hingga sejarah perjuangan bangsa. Pembicaranya pun berlapis, Menko ekonomi, Menlu, Mendagri, Gubernur Lemhanas, hingga Gubernur Akmil. Empat program “quick win” Kadin bersama pemerintah juga disorot: makan bergizi gratis, klinik kesehatan gotong royong, pembangunan tiga juta rumah, dan program pengiriman pekerja migran.

Momentum ini datang di tahun penting. Indonesia akan merayakan 80 tahun kemerdekaan, sementara pemerintahan Prabowo baru berjalan sepuluh bulan. Di sela ketegangan ekonomi dunia, Kadin memanfaatkan jeda ini untuk menyusun rekomendasi kebijakan, menyiapkan SDM berkarakter kebangsaan, dan menjembatani dunia usaha dengan perspektif pertahanan non-militer.

Di akhir retret, setiap peserta wajib menyerahkan makalah empat halaman. “Dan pulang dengan sertifikat,” kata Anindya.

Lembah Tidar jadi saksi, selama empat hari, Kadin mencoba keluar dari zona nyaman bisnis, dan pulang dengan satu tekad, jadi pengusaha pejuang.(ali).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
error: Content is protected !!